MENGAPA MANUSIA HARUS BERAGAMA????
Munkin kita tidak pernah berfikir kearah sini, bahkan kita tidak terfikirkan oleh pertanyaan menngelitik seperti ini. namun sebagai manusia yang berTuhan kita harus mengetahui hal penting yang mungkin belum pernah terbersit di dalam pikiran kita.
Adalah suatu pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Namun, kita melihat potensi-potensi yang dimiliki manusia, maka kita akan menemukan beberapa jawaban terhadap pertanyaan tersebut, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Manusia sebagai makhluk Allah memiliki banyak kelebihan dibanding dengan makhluk yang yang lain; tetapi dibalik kelebihan yang banyak itu, manusia juga tidak luput dari banyak kekurangan, kelemahan dan kemampuan yang terbatas. Manusia terbatas pada alam sekitarnya, warisan keturunan dan latar belakang kebudayannya/hidupnya,; yang menyebabkan adanya perbedaan pandangan dalam menghadapi suatu masalah, bahkan seringkali bertentangan antara satu dengan yang lainnya.
Pandangan yang simpang siur tersebut (subyektif) tidak akan dapat menimbulkan keyakinan atas kebenaran, tetapi senantiasa diliputi oleh kabut keragu-raguan (dzanny), sehingga manusia senantiasa gagal dalam menentukan kebenaran secara mutlak, ia tidak sanggup menentukan kebaikan dan keburukan (haq dan batil), ia tidak dapat menentukan nilai-nilai semua hal yang demikian itu adalah di luar bidang ilmu pengetahuan manusia.
Untuk mengatasi pengaruh hawa nafsu dan syaitan itu, manusia harus memakai senjata agama (iman), karena hanya agama (imanlah) yang dapat mengatasi dan mengendalikan hawa nafsu dan syaitan/iblis itu; sebab agama merupakan sumber moral dan akhlak dalam Islam. Itulah sebabnya, missi utama manusia, sebagaimana hadits beliau yang menyatakan: Hanya saja aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Melawan hawa nafsu dan syaitan adalah jihad akbar, sebagaimana dikatakan oleh Nabi saw. sewaktu kembali dari perang Badar: Kita kembali dari jihad (perang) yang paling kecil menuju jihad yang paling besar, para sahabat bertanya: adakah perang yang lebih besar dari perang ini ya Rasulullah? Nabi menjawaab : ada, yakni melawan hawa nafsu.
Di samping itu, ada hadits lain yang mengatakan: Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga hawa nafsunya semata-mata mengikuti agama Islam yang kaubawa.
3. Manusia dengan akalnya semata, tidak mampu mengetahui alam metafisika, alam akhirat yang merupakan alam gaib, dan berada di luar jangkauan akal manusia, sebagaimana firmana Allah dalam Q.S. al-Nahl (27) : 65,
Akal manusia mempunyai batas-batas kemampuan tertentu, sehingga tidak boleh melampaui batas dan wewenangnya. Oleh karena itu, banyak masalah yang tidak mampu dipecahkan oleh akal manusia, terutama masalah alam gaib; dan di sinilah perlunya agama/wahyu untuk meberikan jawaban terhadap segala masalah gaib yang berada di luar jangkauan akal manusia. Di sinilah letak kebutuhan manusia untuk mendapat bimbingan agama/wahyu, sehingga mampu mengatasi segala persoalan hidupnya dengan baik dan menyakinkan.
4. Para sainstis yang terlalu mendewakan ilmu pengetahuan –banyak yang kehilangan idealisme sebagai tujuan hidupnya. Mereka dihinggapi penyakit risau gelisah, hidupnya hambar dan hampa, karena dengan pengetahuan semata, mereka tidak mampu memenuhi hajat hidupnya; sebab dengan bekal ilmu pengetahuannya itu, tempat berpijaknya makin kabur, karena kebenaran yang diperolehnya relatif dan temporer, sehingga rohaninya makin gersang, sebagaimana bumi ditimpa kemarau, sehingga membutuhkan siraman yang dapat menyejukkan. Di sinilah perlunya agama untuk memenuhi hajat rohani manusia, agar ia tidak risau dan gelisah dalam menghadapi segala persoalan hidup ini.
5. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Namun, dibalik semuanya itu, kemajuan ilmu pengetahuann dan tehnologi pula yang banyak menimbulkan kecemasan dan ancaman keselamatan bagi umat manusia. Berbagai konflik yang maha dahsyat terjadi diberbagai belahan dunia dewasa ini merupakan dampak negatif dari pada kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi itu, dengan ilmu dan tehnologi, manusia memproduksi senjata, namun dengan senjata itu pula manusia banyak menjadi korban. Di sinilah perlunya agama, karena hanya agama (iman) lah yang dapat mencegah agar ilmu dan tekhnologi tersebut tidak berubah menjadi senjata makan tuan/pagar makan tanaman. Agamalah yang mampu menjinakkan hati manusia yang sesat, untuk berbuat baik kepada diri sendiri dan kepada orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar